- “Household Name” : is someone or something that is recognized by most people (famous). So, if you walk into an average household and mention the name, people will know who you're referencing. Household name dalah ungkapan dalam Bahasa Inggris yang berarti nama (seseorang atau sesuatu) yang sangat terkenal, bahkan hampir setiap rumah tangga mengenali ketika kita menyebutkan nama tersebut.
Cari Blog Ini
Jumat, 07 September 2012
Kamus istilah (British English - Bahasa Indonesia)
Rabu, 29 Agustus 2012
Samsung dan Android Melanjutkan Pembangunan ‘Galaxy Technology’, Microsoft Tidak Mau Ketinggalan
Perhelatan IFA 2012 di Berlin
belum genap satu hari dibuka namun tampaknya puncak dari acara tersebut telah ‘dicuri’
oleh Samsung Electronics. Meskipun beberapa hari lalu pukalan keras dari Apple
melalui pengadilan Amerika Serikat cukup membuat saham Samsung menurun, tampaknya
kini perusahan teknologi asal negeri ginseng tersebut telah mendapatkan kembali
tangga menuju puncak. Mata ribuan penonton dan jurnalis yang hadir dalam IFA
2012 Berlin (29/8), benar-benar ‘disihir’ dengan kehadiran dua gadget terbaru besutan
Samsung dan si robot hijau Android. Tidak lain adalah Samsung Galaxy
Note II yang kehadirannya semakin makin memantapkan jati diri dan medefinisikan phone-tablet, serta
Samsung Galaxy Camera yang tampaknya akan menjadi ancaman serius bagi Nokia
PureView.
Dari segi tampilan luar, sang
penerus tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan pendahulunya, Galaxy
Note. S-Pen yang dihadirkan jauh lebih presisi, dan memiliki sensifitas tekanan
yang luar biasa, dan sedikit lebih tebal, tetapi body Note II secara keselurah sedikit lebih tipis. Dalam hal display, Note
II mulai menggunakan layar Super AMOLED HD, lebih besar 2”, tetapi resolusinya
sedikit berkurang dibandingkan generasi sebelumnya. Layar Dapur pacu Galaxy Note
II banyak yang diadaptasi dari Galaxy SIII, hanya mengalami penigkatan RAM
menjadi 2GB. Dalam hal perangkat lunak, Note II mulai menerapkan kemampuan multitasking, dan air view yaitu
kemampuan untuk menampilkan sebagian deskripsi dari foto, plan, atau e-mail cukup
dengan mendekatkan S-Pen di atas item
yang diinginkan tanpa menyentuh item
tersebut.
Dengan basis, Samsung Galaxy SIII
yang cukup sukses, Samsung menghadirkan Galaxy Camera salah satu kamera berplatform android. Tidak seperti nokia
808 pureview yang memiliki resulusi hingga 41MP, Galaxy Camera hanya memiliki
memiliki resolusi 16MP, tetapi dengan kemampuan optical zoom hingga 21 kali. Pernah melihat foto berikut?
Mengkin kita
berpikir bahwa untuk mendapatkan hasil seperti gambar tersebut kita harus
menggunakan kamera DSLR seperti yang dimiliki para professional photographer. Jangan kaget, karena dengan teknologi Smart Pro yang ditanamkan pada Galaxy
Camera, kita bisa menghasilkan foto seperti itu. Feature Smart Pro juga memungkinkan kita menangkap image dari benda yang bergerak secara
lebih baik. Teknologi Smart Pro menjadikan
siapapun yang menggunakan Galaxy Camera akan mudah untuk menghasilkan foto, layaknya
foto yang dibuat seorang profesional.
Anda dapat menggunakan perintah
suara untuk mengambil gambar, mengatur zoom,
bahkan mengatur timer. Anda juga dapat
langsung mengatur folder, memberi tag
atau bahkan mengedit foto pada Galaxy
Camera. Dengan Bluetooth 4.0, WiFi, 3G/4G, sharing
foto kepada perangkat lain, facebook, atau blog pribadi, mejadi hal yang mudah.
Kedua gadget baru ini benar-benar memperkuat Galaxy series yang dibangun Samsung
bersama Android. Jika Anda ingin menggunakan smarphone dan dompet, Galaxy Nexus
dan Galaxy SIII rajanya. Saat Anda membutuhkan note, Galaxy Note II siap anda
coret-coret. Saat Anda membutuhkan Table, Galaxy Tab dan Galaxy Note 10.1 siap
menemani. Jika anda membutuhkan proyektor, Samsung pun telah menyediakan Galaxy Beam bagi Anda. Bahakan saat Anda membutuhkan mp3, portable console game sekaligus video
player yang cukup lega, sudah ada Galaxy Player. Kini Samsung telah
menyediakan SMART TV yang dapat dikendalikan dari HP Android Anda, bukan tidak
mungkin kedepan Samsung akan segera meluncurkan TV ber-platform Android, seperti halnya RF4289HARS (lemari pendingin Samsung yang dilengkapi dengan Android operating system).
Microsoft tidak tinggal diam melihat
kesuksesan Samsung bersama Android. Walaupun Nokia sering dianggap sebagai ‘anak
emas’ dalam pembangunan Windows operating system, Microsoft nampaknya mulai mencoba
peruntungan dengan mengikut sertakan Samsung dan beberapa produsen gadget lainnya.
Hal ini terbukti dengan diluncurkannya smartphone
pertama di dunia yang menggunakan Windows Phone 8 OS adalah Samsung ATIV S, meskipun Windows 8 belum dirilis secara resmi oleh Microsoft. Pada perhelatan
IFA 2012 ini juga Samsung telah meluncurkan tablet (Samsung ATIV Smart PC dan Samsung ATIV Smart PC Pro) beserta ultrabook (Samsung 9 Series terbaru), yang semuanya
berjalan pada windows 8.
Dengan Windows 8, Microsoft
berusaha untuk menyamakan kernel yang digunakan baik pada smartphone yang
menggunakan prosesor ARM maupun pada PC yang menggunakan prosesor Intel. Microsoft
berusaha untuk menyatukan para developer, agar kelak aplikasi pada PC dapat
dijalankan dengan baik juga pada smartphone. Namun Windows 8 ini bersifat
tertutup sehingga untuk menginstall aplikasi Anda harus mengambilnya melalui
marketplace dan Windows wajib mendapatkan sebagian dari keuntungan penjualan
aplikasi tersebut.
Melihat arah pergerakan Microsoft
ini, maka Android sebagai penguasa ‘pasar’ open
source tampaknya mulai berusaha untuk berdamai dengan saudara dekatnya, Linux, untuk mengembakan dan mempertahankan ‘pasar’
open source. Tampaknya perkembangan
dan peperangan di industri teknologi ini akan semakin menarik.
Jumat, 24 Agustus 2012
MENG-INSTALL PYTHON PADA WINDOWS
1.1. Berkenalan dengan Pyhton
Gambar 1. Phyton
Python
adalah salah satu jenis bahasa pemrograman tingkat tinggi. Bahasa pemrograman
tingkat tinggi adalah bahasa pemrograman yang dirancang untuk lebih memudahkan
manusia sebagai pengguna (user),
dalam berhubungan dengan mesin. Selain Python bahasa pemrograman tingkat tinggi
lainnya seperti C, C++, Pearl, Java, MatLab, dan lain-lain. Sebagai bahasa
tingkat tinggi, Phyton bersifat portable,
artinya dapat digunakan pada berbagai jenis komputer dengan sedikit atau bahkan
tanpa modifikasi.
Sebaliknya
bahasa pemrograman tingkat rendah (bahasa mesin atau bahasa assembly), umumnya, hanya dibuat untuk
memprogram 1 jenis hardware saja.
Bahasa mesin memang dirancang untuk mudah dimengerti oleh mesin (komputer) itu
sendiri. Penulisan program dengan bahasa mesin akan jauh lebih panjang
dibandingkan penulisan program dengan bahasa tingkat tinggi.
Pengguna bahasa pemrograman tingkat tinggi perlu
menterjemahkan source code-nya ke
dalam bahasa pemrograman tingkat rendah yang dapat dimengerti oleh mesin.
Secara garis besar, ada dua metode untuk menerjemahkan bahasa tingkat tinggi ke
dalam bahasa tingkat rendah, yaitu compiling
dan interpretation. Pyton menggunakan
prosses interpretation untuk mengubah
bahasa tingkat tingginya menjadi bahasa yang dimengerti mesin. Bagan dibawah
ini akan memperlihatkan perbedaan prosess compiling
dan interpretation.
Gambar 2. Interpreter vs Compiler
Gambar
diatas mungkin membuat sahabat semakin penasaran akan perbedaan interpreter dan compiler. Interpreter
akan langsung mengeksekusi baris demi baris dari program yang ditulis.
Sebaliknya compiler akan
menerjemahkan terlebih dahulu seluruh isi source
code menjadi object code, barulah
kemudian dieksekusi untuk menghasilkan keluaran. Walaupun object code yang yang dihasilkan dapat dijalankan ulang
berkali-kali, namun menciptakan source
code untuk sebuah compiler akan
jauh lebih kompleks dibandingkan interpreter.
Jika
sahabat mencari bahasa yang dapat digunakan pada berbagai operating system platform, gratis dan mudah diperoleh, maka interpreter seperti Python adalah
jawabannya. Dalam hal syntax, Python
memiliki syntax yang jauh lebih
sederhana dibandingkan bahasa tingkat tinggi lainnya seperti C, C++ atau Java.
Tidak hanya pemula atau programmer amatiran yang menggunakan Python, kalangan
professional pun banyak yang senang menggunakan Python, dan mereka memberikan
banyak dukungan bagi Python melalui berbagai komunitas. Kesederhanaan dalam hal
penulisan program, membuat para pemula dapat mempelajari pemrograman dengan
lebih mudah. Para profesional pun dapat memrogram secara cepat dengan
produktifitas keberhasilan yang tinggi, tetapi memiliki tingkat frustasi/stress
yang rendah. Menulis program dengan Python telah memberikan banyak kesenangan (fun). Dan yang terpenting, Python itu GRATISSSSSSSSSSSSS
. . . . J
Untuk melihat bagaimana sederhananya Python,
mari kita lihat perbandingan penulisan sebuah program yang mungkin sudah tidak
asing lagi bagi sahabat, yaitu menampilkan text
“Hello World!” pada layar.
Tabel
1. Perbandingan program ‘Hello World!’ pada Python dan C++
Python
2.x
|
C++
|
print
"Hello, World!"
|
#include
void main()
{
cout << "Hello, world!"
<< endl;
}
|
Tebel.1 menunjukan secara jelas perbedaan
panjang script dari sebuah program
yang sama dengan bahasa pemrograman yang berbeda. Untuk menjelaskan script program ‘Hello World!’ dengan
bahasa C++ mungkin membutuhkan sekitar 13 paragraf. Dengan Python, program
tersebut dapat dijabarkan dalam dua paragraf. Hal ini membuat kita bisa lebih
fokus untuk memahami pemrograman dan tidak membuang-buang waktu dalam penulisan
syntax yang rumit.
1.2. Memilih Phyton yang Sesuai
Apa bedanya Pyton 2.x dengan Python 3.x?
Secara
singkat Python 2.x yang sedang menjadi “penguasa”, sedangkan Python 3.x adalah
masa depan dari Python yang sudah bisa digunakan sekarang. Python 2.x tidak
akan mengalami perubahan-perubahan signifikan, karena Guido van Rossum (pencipta Python) telah memutuskan untuk mengganti
Python 2.x dengan cara yang tepat, dan versi terbaru dari Python 2.x hanya akan
mengalami sedikit perbaikan. Sebaliknya Python 3.x mengalami perkembangan yang
signifikan, seperti:
-
dukungan Unicode
yang lebih baik
-
bagian inti bahasa pemrograman ini menjadi lebih mudah
untuk dipahami oleh sahabat yang baru belajar, dan lebih konsisten dengan
bagian lain dari bahasa pemrograman ini
-
mengurangi kelemahan-kelemahan dari versi sebelumnya
sehingga penggunaan memory menjadi
lebih efisien
-
standar library
terbaru juga hanya tersedia di Python 3.x
Sekarang, versi mana yang sebaiknya dipilih?
Memilih
versi mana yang sebaiknya digunakan akan sangat tergantung dari ‘apa yang
hendak sahabat kerjakan dengan Python?’. Jika sahabat mengerti dengan baik apa
yang hendak sahabat lakukan, dan mengenal Python 3.x dengan baik maka memilih
Python 3.x sangatlah tepat. Perlu diingat bahwa dukungan terhadap Python 3.x
masih sedikit. Namun sebagai bahasa pemrograman, Python 3.x telah siap untuk
digunakan.
Secara
default, Linux dan Macs masih menggunakan
Python 2.x begitu pula dengan dukungan dari perangkat lunak lainnya yang
umumnya belum dapat memahami (belum mendukung modul-modul) Python versi 3.x.
Programer, pada umumnya, masih menggunakan versi 2.x. Oleh karena itu jika
sahabat akan menggunakan Python untuk berhubungan dengan perangkat lunak
lainnya maka sebaiknya sahabat menggunakan versi 2.x.
Python
3.x tetap merupakan pilihan yang bagus. Jika sahabat telah terlanjur
menggunakan versi ini, namun terpaksa saudara harus merubah (convert) source ke dalam versi 2.x, misalnya untuk alasan compatibility, maka sahabat tidak perlu
terlalu khawatir. Sudah cukup banyak programmer yang mengembangkan perangkat
lunak untuk mengubah source code
sahabat yang ditulis dalam versi 3.x menjadi versi 2.x. Dokumentesi pada web maupun sebagian textbook masih menggunakan versi 2.x, tetapi tutorial terbaru
umumnya sudah menggunakan versi 3.x.
Modul-modul
popular yang belum cocok (compatible)
dengan Python 3 misalnya: Twisted, Gevent, Django, dan PIL. Modul-modul
tersebut sedang dalam tahap pengembangan akhir, sehingga tidak lama lagi sudah dapat
digunakan. Dalam hal GUI Python 3 juga telah memiliki dukungan dan kemajuan
yang sangat pesat, dan untuk keterangan lebih jelasnnya dapat sahabat baca disini.
Setelah
memutuskan versi Python yang akan dipilih, sahabat mungkin akan langsung
berpikir untuk segera mengunduh installer.
Tidak seperti Linux dan Macs, default
Windows tidak memiliki Python. Untuk mengunduh installer, sahabat dapat melakukannya dengan mengunjungi situs
resminya di sini,
dan saudara akan menemukan halaman seperti pada gambar berikut:
Sebelum
mendownload, mungkin sahabat akan bertanya lagi: “yang mana yang harus saya
unduh? Di situ terdapat dua tipe installer
untuk Windows.” Jika sahabat menggunakan windows 32 bit maka harus mengunduh installer yang paling atas, ‘Python
x.x.x Windows Installer’. Jika sahabat menggunakan windows 64 bit maka sahabat
perlu mengunduh installer yang kedua,
‘Python x.x.x Windows X86-64 MSI Installer’. Berdasarkan yang saya ketahui,
sahabat bisa meng-install Python 32
bit pada Windows 64 bit, tetapi tidak sebaliknya, sahabat tidak dapat meng-install versi 64 bit pada Windows 32
bit.
1.3. Meng-install Phyton
Selesai
mengunduh?? Mari kita lanjutkan dengan melakukan instalasi. Lakukan klik ganda
pada hasil unduhan kita tadi, dan jendela instalasi akan muncul. Ikutilah
setiap tahapannya, seperti meng-install
program sederhana lainnya. Jika sudah, coba lihat Start Menu, sahabat akan menemukan beberapa menu baru, salah
satunya adalah IDLE (Python GUI). Pilih menu tersebut untuk jalankan Python.
Seperti yang
telah diketahui sebelumnya, Python adalah interpreter,
sehingga sahabat cukup menuliskan code
yang diinginkan pada jendela IDLE tadi, kemudian tekan/pilih run. Jika sahabat
ini membuat script, sahabat dapat
memilih File à New Window, hingga muncul jendela kerja baru. Isi dengan code yang sahabat inginkan, kemudian
tekan F5 atau pilih Run à
Run Module. Dan sahabat akan diminta
untuk menyimpan (save) terlebih
dahulu. Simpanlah file script
tersebut dengan nama yang saudara inginkan dengan tambahan ekstensi “.py”, misal
“file.py”. Setelah disimpan, program tersbut akan langsung dijalankan dan
keluaran dari source code tersebut akan
ditampilkan pada jendela IDLE tadi.
Untuk
program-program pendek dan sederhana, banyak programmer yang lebih suka
menjalankan Python melalui command prompt.
Untuk dapat menjalankan Python melalui kita perlu memastikan bahwa runtime telah di-setting secara benar. Untuk memastikan PATH pada System Properties telah di ditambahkan
dengan path directory dari Python.
Berikut langkah-langkah untuk menambahkan:
1.
Masuk ke jendela Advance
System Setting melalui Properties
pada My Computer atau melalui System pada Control Panel.
2.
Setelah jendela System
Properties terbuka, masuk pada tab Advance,
dan klik pada tombol ‘Environment Variables…’ hingga muncul tab Environment Variable.
3.
Perhatikan tabel kedua
yang berjudul System Variables, scroll ke bawah dan carilah variabel
bernama Path dan lakukan klik ganda
pada variabel Path itu, atau klik
sekali dan pilih edit.
4.
HATI-HATI melakukan
langkah ini, karena yang akan kita lakukan adalah MENAMBAHKAN path dari tempat kita meng-install Python (misalnya: C:\Program Files\Python27) ke dalam Variable Values dengan menggunakan tanda
semicolon (;) sebagai pemisah dengan path
software yang lain. INGAT, JANGAN
MENGHAPUS/MENGGANTI Variable Values YANG
SUDAH ADA. Jika sahabat tidak sengaja menghapus atau mengubah Variable Values sebelumnya, maka sahabat
tinggal menekan tombol cancel dan
ulangi langkah-langkah diatas. Cara sederhananya sahabat cukup melakukan klik
pada kolom masukan Variable Values,
kemudian menekan tombol End pada keyboard, sehingga membawa sahabat pada
bagian akhir. Sahabat tinggal menambahkan tanda ; barulah kemudian sahabat memasukan path (alamat folder)
tempat sahabat meng-install Python.
Contohnya “… ;C:\Program Files\Python27”
5.
Jika sahabat telah
menambahkan path tersebut, sahabat
tinggal menekan tombol Ok pada
jendela-jendela yang tadi telah dibuka, kemudian membuka Command Prompt untuk menguji dan mulai menggunakan Python.
Untuk mengetahui bahwa Python telah terhubung maka
sahabat cukup mengetikkan python
pada Command Prompt, kemudian tekan enter. Jika sahabat Command Prompt telah menampilkan versi Python yang sahabat gunakan
dan muncul ‘>>>’ berarti
sahabat telah berhasil dan Python siap diajak bermain. Untuk keluar dari Python
dan menggunakan Command Prompt yang biasa
sahabat cukup menggunakan perintah quit().
***
BIBLIOGRAPHY
Downey, A. (2012). Think Python: How to Think Like
a Computer Scientist (Version 2.0.1 ed.). Needham, Massachusetts: Green Tea
Press.
Guide to installing Python in Windows Vista. (n.d.). Retrieved August 24, 2012, from Neural Wiki:
http://www.neuralwiki.org/index.php?title=Guide_to_installing_Python_in_Windows_Vista
ismailsunni. (2012, February 28). Hello, Python.
Retrieved August 24, 2012, from Mathlete's Code: http://codemath.wordpress.com/2012/02/28/hello-python/
Python
official website. http://python.org
Senin, 20 Agustus 2012
MENGHUBUNGKAN DAN MENGGUNAKAN LCD SEBAGAI PERIPHERAL PADA MIKROKONTROLER AVR DENGAN AVR STUDIO 5
1.1. PENGENALAN LCD
(a) Graphical LCD; (b) Character LCD
LCD merupakan singkatan dari Liquid Crystal Display. LCD merupakan alat atau komponen yang digunakan untuk menampilkan berbagai hal secara visual. Ada banyak jenis LCD, namun yang secara umum yang digunakan dalam dunia robotika atau mikrokontroler dapat dikelompokan dalam dua jenis yaitu, character LCD dan graphical LCD. Pada tulisan ini akan yang akan dibahas adalah jenis LCD yang lebih sederhana yaitu character LCD.
Hitachi HD44780 adalah salah satu seri character LCD yang umum digunakan dalam
dunia mikrokontroler. LCD ini mampu menampilkan karakter dalam ukuran 2 baris
yang masing-masing baris terdiri dari 16 kolom. Namun yang akan digunakan dalam
arttikel ini adalah LCD seri JHD 162A. LCD seri JHD 162A ini memiliki bentuk
yang hampir sama dan memiliki desain yang kompetibel dengan seri HD44780,
sehingga dapat berjalan dengan code
yang yang sama. Kedua LCD ini memiliki konfigurasi pin yang sama seperti dapat
dilihat pada table 1:
Tabel
1. Konfigurasi pin LCD
No.
PIN |
NAMA
|
FUNGSI
|
1
|
VSS
|
Ground (referensi tegangan)
|
2
|
VCC
|
Power (Positive voltage), +5 Volt
|
3
|
VEE
|
Contrast Voltage (tegangan pengatur
kontras)
|
4
|
RS
|
Register Select (memilih register):
0
= Instruction Register
(mengaktifkan register instruksi)
1
= Data Register (mengaktifkan
register penerima data)
|
5
|
R/W
|
Read/Write:
0 = Write mode (LCD bekerja dalam modus menulis)
1
= Read Mode (LCD bekerja pada modus
data LCD bisa dibaca)
Umumnya,
read mode jarang digunakan sehingga sebagain orang hanya menghubungkan PIN
ini pada ground (0 = modus menulis)
|
6
|
E
|
Enable:
0
= Mulai menampung (save/latch) data karakter pada LCD
1
= disable / me-nonaktifkan
|
7
|
DB0
|
Data
Bit 0 (LSB)
|
8
|
DB1
|
Data
Bit 1
|
9
|
DB2
|
Data
Bit 2
|
10
|
DB3
|
Data
Bit 3
|
11
|
DB4
|
Data Bit 1 / Data
Bit 4
|
12
|
DB5
|
Data Bit 2 / Data
Bit 5
|
13
|
DB6
|
Data Bit 3 / Data
Bit 6
|
14
|
DB7
|
Data Bit 4 / Data Bit
7 (MSB)
|
15
|
BPL
|
Back Plane Light ( tegangan untuk backlight), +5 Volt atau lebih rendah
|
16
|
GND
|
Ground
|
1.2. Menghubungkan LCD
Kedua
seri character LCD yang disebutkan
sebelumnya, dapat beroperasi dengan mode 8 bit maupun mode 4 bit. Mode 8 bit
akan menghasilkan proses yang lebih cepat, tetapi memerlukan 8 pin koneksi data
pada mikrokontroler. Sedangakan mode 4 bit lebih lambat dibandingkan mode 8
bit, tetapi hanya memerlukan 4 pin untuk mengirimkan data dari mikrokontroler
(koneksi data belum termasuk koneksi pengendalian). Namun umumnya kecepatan
pengolahan data mode 4 bit sudah cukup memenuhi kebutuhan dan lebih umum
digunakan oleh para pecinta mikrokontroler. Oleh karena pada tulisan ini kita
akan belajar menghubungkan mikrokontroler dan LCD JHD 162A dengan mode 4 pin.
Gambar 3. Skema penggunaan LCD dengan modus
4 bit.
1.3. Menggunakan LCD
Sebelum mulai
menggunakan alat atau komponen elektronik tertentu biasanya kita akan mencoba
untuk mempelajari datasheet dari komponen tersebut, misalnya data sheet dari
LCD ini.
Tapi untuk menghasilkan proses pembelajaran yang lebih produktif dan efisien,
sahabat tidak perlu melakukan hal tersebut. Saya yakin sahabat suka dengan hal
yang lebih sederhana. Peter Fleury telah
menyediakan library LCD, yang dapat sahabat unduh di sini. Oleh karena
itu sebelum memulai coding dengan AVR Studio 5, sebaiknya sahabat memiliki
mengunduh dan meng-extract library
tersebut.
Sekarang
kita akan memulai dengan membuka AVR Studio 5 dan memulai create new project. Setelah terbuka, pada panel disebelah kanan,
sahabat akan menemukan jendela Solution
Explorer. Lakukan klik kanan pada nama project
di jendela tersebut. kemudian pilih Go to
à
Add dan kemudian pilih Existing Item. Jendela pencarian akan
muncul, dan sahabat tinggal memilih (Add)
file lcd.c dan kemudian ulangi
langkah diatas untuk memilih file lcd.h.
Akhirnya kita dapat melihat kedua file (file c dan file header dari library LCD)
tertera pada project kita.
Gambar 4. Menambahkan library LCD pada project di AVR Studio 5
Setelah kita menambahkan library
LCD pada project kita, mari lanjutkan dengan mengatur konfigurasi yang sesuai
untuk library tersebut, dengan mengikuti langkah-langkah berikut ini:
- Lakukan double click pada bagian ‘lcd.h’ (pada jendela Solution Explorer), sehingga akan memunculkan
tab ‘lcd.h’. Selanjutnya lakukan
scroll ke bawah secara perlahan agar kita tidak melewatkan hal-hal yang
penting.
- Pada bagian awal kita akan menemui beberapa teks
komentar yang mendeskripsikan tentang library
tersebut.
- Jika kita melakukan scroll
ke bawah lagi maka kita akan menemukan bahwa baris yang mendefinisikan nilai
XTAL (atau F_CPU). Sesuaikan nilainya dengan nilai clock (F_CPU) yang kita gunakan pada mikrokontroler. Jika nilai ini
tidak sesuai maka kita akan mendapatkan waktu delay yang tidak sesuai juga.
- Scroll lagi ke
bawah dan kita akan menemukan baris yang mendefinisikan LCD_IO_MODE. Seperti
telah dijelaskan pada deskripsi di bagian awal, LCD_IO_MODE = 0 berarti LCD
dalam modus memory mapped. Sedangakan
untuk LCD_IO_MODE = 1 berarti LCD dalam modus 4 bit. Pastikan agar LCD_IO_MODE
di set dengan nilai 1 (modus 4 bit). Perlu diingat bahwa library ini tidak mendukung modus 8 bit.
- Setelah bagian LCD_IO_MODE maka kita akan menemukan
bagian penting lainnya, yaitu pendefinisian port/pin pada mikrokontroler yang telah
dihubungkan dengan LCD. Sesuaikan port dan pin yang anda gunakan. Umumnya,
DB4,…,DB7 pada LCD dihubungkan dengan pin D4 hingga D7 pada mikrokontroler.
Sedangkan 3 pin pengendali LCD (RE, R/W, E) bebas sesuai keiinginan kita. Sebenarnya,
kita bebas mengatur pin yang digunakan, yang terpenting adalah kita
mendefinisikan pin-pin tersebut pada bagian ini sesuai dengan keadaan yang
sebenarnya.
- Sahabat telah selesai melakukan proses pengaturan
pendefinisian atau pengaturan konfigurasi. Jangan lupa untuk menyimpan (save) semua setting yang telah sahabat lakukan dalam lcd.h ini.
- Jika kita tetap melakukan scroll lebih lanjut lagi maka kita akan menemukan rangkaian daftar
perintah pada LCD yang dapat dijalankan dengan meng-input-kan perintah tersebut pada fungsi lcd_command().
- Selanjutnya kita juga akan menemukan rangkaian daftar
fungsi bersama deskripsinya, yang di definisikan melalui library ini.
Fungsi-fungsi tersebut antara lain lcd_init(),
lcd_clrscr(), lcd_home(), lcd_gotoxy(),
lcd_putc(), lcd_puts(), lcd_puts_p(),
lcd_command(), lcd_data() dan lcd_puts_P().
Their description is attached alongwith their declaration.
Terakhir, jangan
lupa untuk memasukan (#include) “lcd.h” pada bagian header file c project kita. Sekarang kita sudah siap
untuk melakukan coding untuk
menampilkan karakter yang kita inginkan pada LCD.
Coding
Mari kita
coba menampilkan karakter yang sederhana, sekaligus untuk memeriksa apakah kita
telah berhasil menghubungkan LCD dan mikrokontroler kita. Sahabat bisa
menggunakan code berikut ini:
Jika sudah
selesai mengetik code diatas, lakukan compile dan build untuk menghasilkan file
hex. Lakukan burning/programming/flashing file tersebut ke dalam mikrokontroler
sahabat yang sudah terhubung dengan LCD dan lihat apa yang terjadi dengan LCD
sahabat. Jika sahabat telah melihat tulisan “Hallo Sahabat” dan “Sky-Institute”
pada baris pertama dan baris kedua maka saudara telah berhasil menghubungkan
dan menggunakan LCD.
Sekarang
mari kita pelajari sesuatu yang lebih, sekaligus mematangkan kemampuan sahabat
dalam menggunakan LCD karakter ini.
1.3.1. Menampilkan karakter/string dinamis
Pada bagian
ini kita akan melihat contoh bagaimana menampilkan karakter yang
dinamis/bergerak pada LCD kita. Mempelajari bagian ini akan membantu kita untuk
lebih mengeksplore dan mengenal library
LCD yang kita tambahkan diatas. Bagian ini juga akan membuat kemampuan sahabat
semakin bertambah, dan saya yakin hal ini akan memberikan kesenangan dan
kepuasan bagi sahabat yang sedang mempelajari pengunaan LCD.
Kali ini
kita akam menampilkan tulisan atau karakter yang akan bergerak. Sebagai tips:
gunakanlah perintah/fungsi lcd_command()
yang telah kita lihat sebelumnya, misalnya lcd_command(LCD_MOVE_DISP_RIGHT)
untuk menggerakan karakter ke kanan, lcd_command(LCD_MOVE_DISP_LEFT),
dan lain-lain. Kemudian coba buat agar tulisan tersebut dapat berputar
bergantian antara baris satu dan baris kedua pada LCD. Sahabat bisa mempelajari
lebih jauh menggunakan code berikut
ini:
Gambar 6. Contoh c code
untuk menampilkan karakter dinamis
1.3.2. Menampilkan nilai atau angka (integer, float):
Seperti namanya LCD karakter,
maka fungsinya pun untuk menampilkan karakter. Namun bagaimana jika sahabat
ingin menampilkan data integer, float atau yang lain? Apakah hal
tersebut dapat dilakukan? Pada dasarnya yang dapat kita display adalah grafik ataupun karakter. Sedangkan integer dan
proses aritmatik hanya bisa terjadi didalam otak. Angka merupakan merupakan
representasi karakter dari sebuah data integer,
float, dan lain-lain. Oleh karena itu
kita dapat menampilkan data integer
ataupun hasil operasi aritmatika lainnya, tetapi kita perlu
‘merubah’/merepresentasikan dalam bentuk data karakter (string).
Untuk mengubah data integer
menjadi data string kita dapat menggunakan perintah/fungsi itoa(integer_yg_ingin_diubah,
representasi_string_nya, basis). Dengan fungsi tersebut kita
dapat ‘mengubah’ data integer menjadi data karakter sesuai basis yang
diinginkan. Misalnya jika kita ingin mengubah data integer 14 menjadi data string
dalam bentuk biner maka basis kita isi dengan 2. Dari pada berpanjang lebar,
mari kita lakukan percobaan dengan code
berikut ini:
Gambar
7. C code untuk menampilkan data integer
Secara umum, kita tidak
disarankan untuk menggunakan perhitungan decimal (float number) dalam melakukan pemrograman mikrokontroler. Hal ini
disebabkan karena umumnya inti otak dari mikrokontroler tidak dilengkapi dengan
kemampuan untuk melakukan operasi aritmatik dengan bilangan decimal. Yang dapat
dilakukan oleh otak dari mikrokontroler adalah melakukan operasi aritmatik.
Namun secara engineer hal itu dapat
dilakukan dengan mensimulasi (emulate)
operasi aritmatik tersebut pada perangkat lunaknya.
Jika sahabat melakukan operasi
aritmatik sederhana dan selalu menghasilkan bilangan bulat (integer) maka sahabat tidak perlu
khawatir karena mikrokontroler dapat melakukannya dengan mudah. Tetapi jika
pecahan atau bilangan desimal (float)
tidak dapat dihindari maka sahabat perlu menggunakan perintah sprintf(). Seperti yang telah disebutkan
diatas bahwa untuk melakukan operasi aritmatik bilangan decimal maka kita perlu
menambahkan semacam emulator pada mikrokontroler kita. Fungsi sprintf() umum digunakan, tetapi membutuhkan
waktu dan memori yang lebih banyak dibandingkan operasi aritmatik sederhana.
Oleh karena itu sedapat mungkin sabahat menggunakan perhitungan yang sederhana.
Terkadang kita tidak dapat
menghindar dari operasi aritmatik bilangan desimal. Pilihan lain adalah dengan
menggunakan perintah/fungsi seperti dtostre()
atau dtostrf(), karen fungsi-fungsi
tersebut memiliki library yang lebih
sederhana dan ringan dibandingkan perintah sprintf().
Atau kita juga dapat menggunakan perintah rprintfFloat(jmlhdigit, double_or_float) yang terdapat pada library AVR (rprintf.h).
Sekarang mari kita coba
menampilkan data float ke dalam LCD, misalnya data tekanan udara.
Setelah sahabat memprogram
mikrokontroler sahabat dengan code
diatas, apakah yang terjadi? Apakah yang muncul di LCD hanya ‘tanda tanya’ (?)
seperti gambar dibawah ini?
Masih ingat kan dengan penjelasan
diatas bahwa, untuk melakukan operasi dengan data float, mikrokontroler
membutuhkan ‘emulator’. Nah, kita perlu menjalankan ‘emulator’ tersebut agar
operasi berjalan lancar, dengan cara memberitahukan kepada linker agar menggunakan floating
point library. Library ini
umumnya sudah tersedia dalam software
AVR studio 5, tetapi perlu kita set agar library
tersebut dapat digunakan. Library
yang perlu ditambahkan adalah libprintf_flt.a
dan libm.a, dan kita juga perlu
menambahkan -Wl,-u,vfprintf -lprintf_flt
–lm pada linker option agar library diatas dapat dijalankan dengan
benar.
Berikut ini adalah cara
memberitahukan linker pada AVR studio 5 mengenai floating point library:
-
Pada bagian menu klik Project (ALT+F7)
-
Klik Toolchain dan lihat pada bagian AVR/GNU
C Linker dan pilih Libraries.
-
Pada bagian Librarier
(-Wl,-l), lakukan klik pada tombol Add,
dan sebuah jendela akan terbuka. Ketikkan (insert)
libprintf_flt.a. Pilih Ok dan ulangi dari tombol Add dan ketikkan libm.a.
-
Lanjutkan dengan mengklik bagian Miscellaneous pada bagian AVR/GNU C Linker dan ketikkan -Wl,-u,vfprintf -lprintf_flt –lm pada baris input disamping tulisan
Other linker flags.
-
Lakukan save, kemudian rebuild
file C project sahabat.
Program kembali mikrokontroler sahabat dengan file hex yang baru, maka sahabat akan
mendapatkan tampilan pada LCD seperti yang diharapkan.
Catatan: bagi sahabat yang masih menggunakan CV AVR,
sahabat dapat melakukan langkah diatas dengan melakukan klik pada Project à Configure, kemudian pada bagian (s)printf
feature ubah statusnya menjadi float,
width, precision.
Kesalahan (error)
yang Sering Terjadi dan Solusinya
Saat
menggunakan LCD mungkin sahabat akan menemui beberapa masalah seperti berikut:
-
tidak ada yang
terlihat di layar
-
layar tampak
hitam semuanya
-
hanya tampak
kursor yang berkedip, dan tidak nampak karakter yang diinginkan
-
tampak karakter
atau simbol yang aneh
Untuk
masalah-masalah tersebut coba selasaikan dengan langkah-langkah berikut:
ü Atur resistor variabel (potensiometer) untuk
meningkatkan kontras
ü Periksa kembali sambungan, mungkin ada koneksi yang
putus atau mengalami short sircuit.
ü Periksa kembali code
sahabat. Pastikan sahabat telah menggunakan nilai clock (XTAL/F_CPU) yang tepat
pada project utama maupun pada library lcd.h.
ü Terakhir, jangan lupa bertanya kepada orang lain,
karena mungkin mereka pernah mangalami masalah yang sahabat hadapi, dan mereka
telah berhasil menemukan solusinya. Sahabat juga dapat bertanya di blog ini
melalui jendela comment.
BIBLIOGRAPHY
dl8dtl. (2006, June 30). How to use sprintf with
floats in AVR STUDIO (winavr compile). Retrieved August 14, 2012, from
www.avrfreaks.net: http://www.avrfreaks.net/index.php?name=PNphpBB2&file=viewtopic&t=39892
Motisan, R. (2012, February 8). AVR Studio 5
snprintf / vsnprintf problem with Floats. Retrieved August 14, 2012, from
POCKET MAGIC: Where Technology meets Magic: http://www.pocketmagic.net/?p=2513
Rudiawan, E. (2012, March 19). ngooprek.com.
Retrieved August 14, 2012, from Belajar AVR – Sensor Interfacing – 13: http://ngooprek.com/blog/2012/03/19/belajar-avr-sensor-interfacing-13/
Vitu, M. (2011, June 16). LCD Interfacing with AVR.
Retrieved August 14, 2012, from maxEmbedded: a Guide to Robotics and Embedded
Electronics: http://maxembedded.wordpress.com/2011/06/16/lcd-interfacing-with-avr/
winavr.scienceprog.com. (2007,
January 19). Using sprintf function for float numbers in AVR-GCC.
Retrieved August 14, 2012, from AVR-GCC Tutorial WINAVR: http://winavr.scienceprog.com/comment/28
Sabtu, 21 April 2012
ELECTRICITY – GOD’s Finger to Holds the World
1.1. The Beauty of Electricity
“Electricity and
magnetism is all around us. We have electric lights, Electric clocks. We have
microphones, calculators, televisions, VCRs, radio, computers. Light itself is
an electromagnetic phenomenon as radio waves are. The colors of the rainbow in
the blue sky are there because of electricity. Cars, planes, trains can only
run because of electricity. Horses need electricity because muscle contractions
require electricity. Your nerve system is driven by electricity. Atoms,
molecule, all chemical reactions exist because of electricity.
You could not see
without electricity. Your heart would not beat without electricity. And you could
not even think without electricity, though I realize that even with electricity
some of you may have a problem with that.“ [Walter Lewin]
1.2. Modern model of atom
Figure 1.1 – Modern Picture of Atom
Table 1.1 - Property of an atom
Neutron
|
Proton
|
Electron
|
|
Diameter size (m)
|
1.2×10-15
|
5×10-11 to 5×10-10
|
|
Mass (kg)
|
1.675×10-27
|
1.673×10-27
|
9.109×10-31
|
1.3. History of electricity
Electron, name from a Greek word, means amber. As reported
by the ancient Greek philosopher Thales of Miletus around 600 BC, it was known
that if we rub amber that it can attract light objects such as pieces of dry
leaves and hair. So that's where electricity got its name from.
In the sev-sixteenth century there were more substances
known to do this, for instance glass and sulfur. And it was also known and
written that when people were bored at parties that the women would rub their
amber jewelry and would touch frogs. The frogs would start jumping of
desperation, which people considered to be fun, but they not understanding what
actually was happening to the amber nor what was happening to the frogs.
In 1733, C. F. du Fay proposed two varieties of electricity
that cancel each other, and expressed this in terms of a two-fluid theory. When
glass was rubbed with silk, du Fay said that the glass was charged with
vitreous electricity, and, when amber was rubbed with fur, the amber was said
to be charged with resinous electricity. Let's call one A and the other B. It
was known that A repels A and B repels B but A attracts B.
Still in the eighteenth century, it was Benjamin Franklin
without any knowledge of electrons and protons who introduced the idea that all
substances are penetrated with what he called electric fluid, electric fire.
And he stated if we get too much of the fire then we are positively charged and
if we have a deficiency of that fire, then we are negatively charged. He
introduced the sign convention and he decided that if we rub glass that that is
an excess of fire and he called that therefore positive.
We will see later that why this choice he had fifty percent chance
is extremely unfortunate but we have to live with it. So if we take this fluid
according to Benjamin Franklin and bring it from one substance to the other,
then the one that gets an excess becomes positively charged. Automatically as a
consequence of that the one - from which we take the fluid - becomes negatively
charged.
1.4. Electric charge
Charge is an intrinsic property of partikel or matter. Charge
have been quantized and comes in multiples of individual small units called the
elementary charge, e, approximately
equal to 1.602×10−19 Coulombs. The proton has a charge of e, and the electron has a charge of –e.
A neutral atom has same number of electron and proton, so
the charge is 0. If we take one electron off, the atom will become a positive
ion. If we add an electron then, the atom will become a negative ion. Remember,
we can't add or taking off a proton from an atom.
The electric charge is a fundamental conserved property of
some subatomic particles. This is the same as the idea of Benjamin Franklin. We
can't create charge. If we create plus then we automatically create minus.
1.4.1. Electric charging
The question is “how can we
manipulate or engineering the electricity?”
That because we are able to
separate positive and negative charge from each other. This process called
charging and there are three methods to do that.
1.4.1.1. Friction
From the history above, people has
been known that friction can produce positive and negative charge. Charging by
friction can happen since the two objects are made of different materials, so
their atoms bounded their electrons with different strengths. As they pass over
each other the electrons with weaker bonds are “ripped” off of that material
and collect on the other material.
1.4.1.2. Conduction
Charging by conduction is also
called by contact. The principle is when we contact a neutral material with a
charged material, the electron will be transfered and neutral material
will become a charge material. But even if the material not make a contact and
just close enough to let the electron jump from one material to another
material, that is also conduction
With conduction we will get the
same type of charge. So, If we conduct with positive charged, we will get a
positive material. And if we conduct with negative charge we will get a
negative material.
1.4.1.3. Induction
We can also charging a material
without contact or transfer of electron. This prosses called induction. As in
conduction, type of material will determine the behavior of induction.
1.4.2. Electric charge behavior
As we know before, same type of
charge will repel each other, and different type of charge will attract each other. But, do
you know, what it is that makes us easy to charging or not?? The answer is the
type of material. There are two type of material based on it’s electrical
property.
1.4.2.1. Conductor
Conductor materials have moveble
electrons, so, it is easy for the electron to move from one atom to another
atom. Electrons of conductor material will move when an electric potential
difference (measured in volts) is applied across separate points on the
material.
Because of easy movement
electron, it is easy to charging the conductor material by conduction method.
The opposite, it is more complex process to charging the conductor material
with induction method.
Figure 1.2 – Conduction
and induction of conductor material
1.4.2.2. Insulator or non-conductor
The electrons of insulator
material are tightly bound and localized in direction of chemical bounding. So,
it is hard for the electron to move from one atom to another atom. Perferct
insulator does not respond to an electric field and completely resists the flow
of electric charge. But in real, there is no perfect insulator, so almost of
the material are semiconductor material.
In practice, the insulator can be
polarized by an applied electric field, and it called dielectric material. When
a dielectric is placed in an electric field, electric charges do not flow
through the material as they do in a conductor, but only slightly shift from
their average equilibrium positions causing dielectric polarization. Therefore,
dielectric materials with high dielectric constants (not easy to polarized)
such as glass, paper or Teflon are considered as good electrical insulators.
Dielectric property makes easy to
charging non conductor material by induction method. Rather than that, it is
more complex process to charging the insulator material with conduction method
due to only the specific areas that actually touched would show any change in charge.
Figure 1.3 – Conduction and
induction of insulator material
1.4.2.3. Spark phenomenon
An electric spark is a type of
electrostatic discharge that occurs when an electric field with strength
exceeds the dielectric field strength of air. This exceeded field strength
causes an increase in the number of free electrons and ions in the air and
temporarily causing the air to become an ionized
electrically conductive channel. This process producing a brief emission of
light and sound, and that usually we call spark.
Electric sparks occur in or near
many man-made objects. Some of them are small and some of them are large. Sometimes
it can happen by accident, and sometime it is by design. Lightning is an
example of an electric spark in nature. A continuous discharge of electric
current through a gas is an electric arc.
1.4.3. Conservation of charge
The total electric charge of an
isolated system remains constant regardless of changes within the system
itself. Charge cannot be created. If we create plus then automatically we
create minus. This law is inherent to all processes known to physics and can be
derived in a local form from gauge invariance of the wave function. The
conservation of charge results in the charge-current continuity equation. More
generally, the net change in charge density ρ
within a volume of integration V is
equal to the area integral over the current density J through the closed surface S
= ∂V, which is in turn equal to the
net current I:
|
Thus, the conservation of electric charge, as expressed by the continuity equation, gives the result:
The charge transferred between times ti and tf is obtained by integrating both sides:
where I is the net outward current through a closed surface and Q is the electric charge contained
within the volume defined by the surface.
1.4.4. Electroscope - a principle to measure charge
We will use various instruments to
measure charge in a quantitative way and one of the instruments that is very
simple, is called an electroscope. In general it is just a conducting rod (such
as aluminum, metal) with two pieces of tinsel at the end. The pieces of tinsel
usually from aluminum foil. And often there is a nice knob, so if we touch or
bring near enough to knob with a charged object, then because the rod is conductor,
this can conduct the charges.
If we touch it with an object which
is positively charged, then this electroscop will become positively charged. If
I touch it with an object which is negatively charged it will become negatively
charged. If we induce the knob with positive charged, the knob will become
negative charged and the the pieces of tinsel will become positive charged. At
the end, we will see that the two very light pieces of aluminum foil will repel
each other and shows a certain angle, and the more charge there is the larger
that angle.
Figure 1.4 – Electroscope and
example of measurement
1.5. Electric force
It was Charles Augustin de Coulomb, French physicist, who
did a lot of research on this in the nineteenth, eighteenth century actually.
He found a special relationship between two charges. It was first published in
1785 and was essential to the development of the theory of electromagnetism.
Before it was published, other researchers have been insights into aspects of
Coulomb's law. In 1767, Joseph Priestley of England conjectured that the force
between charges varied as the inverse square of the distance.
Coulomb's law or Coulomb's inverse-square law is a law of
physics describing the electrostatic interaction between electrically charged
particles. Coulomb found that the force is proportional to the product of the
two charges, times a constant, which nowadays we call Coulomb's constant, K,
and then divided by the distance between these charges squared.
Now let's try a little bit more quantitative. If we take two
charges and we use for charges the symbol q1
and q2. They are separated
by a distance, r, and the unit vector
in the direction from one to two that we called r roof 1,2. (The roof stands for unit vector). If these
charges are equal, both minus or both plus, then charges will repel each other.
The F1,2 is the force on two due to number one. Since action equals
to minus reaction, force F2,1 is equal to F1,2 in
magnitude but a hundred eighty degrees, or it is in opposite direction.
Figure 1.5 – Electric
force between two charges
Where:
q= charge [Coulomb]
r = distance [m]
1.5.1. Superposition
If there is three or more charge,
we can use the superposition principal. In other time we will discuss about
that.
1.5.2. Electricity force vs gravitational force vs nuclear force
Look at what Joseph Priestley found
and see equation (1-1), I suddenly remember to the Newton law’s of gravitation.
Figure 1.6 – Gravitational force
between two mass
Where:
m = mass [kg]
r = distance [m]
m = mass [kg]
r = distance [m]
G = gravitational contant [Nm2/kg2]
= 6.674 × 10-11 [Nm2/coulomb2]
And if we compare electricity &
magnetism with mechanical, thereby comparing electricity with gravity, we will
see that electric forces are way more powerful than gravitational force. Let’s
see that is by taking two protons which are a distance D apart. As they have
the same charged, they will repel each other, because of electric force. Remember
of Table 1.1, we know that the proton have mass. Because gravity always attract
each other, so it will become force that opposite to the electric. Now, the
question is “which one is more powerfull?”
Figure 1.7 – Example of force
acting on protons
From the result above, we found
that the electric force is thirty-six orders of magnitude more potent than the
gravitational attraction. If these were the only forces that acted on the
protons and you bring them in the nucleus, which has a size of only ten to the
minus fourteen meters, then the acceleration that the proton will experience is
the electric force divided by the mass of the proton. If there is two protons
in an atom, then the electric force that repel the protons each other have
ratio about twenty-six order of magnitude higher than the gravitational
acceleration on earth.
As we know the gravitational
attraction is thirty-six order of magnitude lower than repelled of electric
force, ‘what kind of force that holds nucleus together?’ There must be such a
tremendous force on these protons. Well, the answer is the nuclear forces that
holding them together. We will not discuss about nuclear force on this topic,
so, just leave it alone for now.
So what holds our world together?
Well …. :
i)
On the nucleus scale (about 10-14m), nuclear
force are very important.
ii)
On an atomic scale up to thousands of
kilometers, it's electric forces that hold our world together.
iii)
But on a much larger scale, planets and stars
and the galaxy, it is gravity that dictate the behavior of the universe.
After we know about that, we may
say, “That's very inconsistent with what we have learned in Figure 1.7!” Yes,
however, most objects are neutral or very close to neutral and so if you take
the earth it is very unlikely even that the earth as a whole would have a charge
of more than ten coulombs (that probably is already an exaggeration). So, if we
put the earth with ten coulombs and then we put minus ten coulombs, so they
will attract each other, but given their distance, it's almost nothing. The electric
force on that scale is negligibly small. But of course, at that scale, the
force of gravity wins, because of their massive masses.
In this particular case, which we
take the earth and the moon, the gravitational force wins over the electric
force by twenty-five orders of magnitude. So even though our immediate
surroundings are dominated by electric forces, including our own body for that
matter, the behavior of the universe on a large scale is dictated by gravity.
Bibliography
Charging. (n.d.). Retrieved April 17, 2012, from
www.studyphysics.ca: http://www.studyphysics.ca/30/charging.pdf
Conductors
Insulators and Induced Charged.
(n.d.). Retrieved April 17, 2012, from physics.unl.edu: http://physics.unl.edu/~cbinek/Unit_2%20conductors%20insulators%20and%20induced%20charges.pptx
Coulomb's law. (n.d.). Retrieved April 19, 2012, from en.wikipedia.org:
http://en.wikipedia.org/wiki/Coulomb%27s_law
Dielectric. (n.d.). Retrieved April 19, 2012, from
en.wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Dielectric
Electric charge. (n.d.). Retrieved April 16, 2012, from
en.wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Electric_charge
Electric Spark. (n.d.). Retrieved April 17, 2012, from
en.wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Electric_spark
Electrical conductor. (n.d.). Retrieved April 17, 2012, from
en.wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Electrical_conductor
Ganderton. (n.d.). What
is the charge and location and mass of a proton and a neutron and an electron
in the atom? (JEK, Editor) Retrieved April 15, 2012, from wiki.answers.com:
http://wiki.answers.com/Q/What_is_the_charge_and_location_and_mass_of_a_proton_and_a_neutron_and_an_electron_in_the_atom
Insulator
(electricity). (n.d.). Retrieved
April 17, 2012, from en.wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Electrical_insulation
Newton's law of
universal gravitation. (n.d.).
Retrieved April 19, 2012, from en.wikipedia.org: http://en.wikipedia.org/wiki/Newton%27s_law_of_universal_gravitation
Lewin, Walter, 8.02
Electricity and Magnetism, Spring 2002 (Massachusetts Institute of
Technology: MIT OpenCourseWare). http://ocw.mit.edu
(accessed April 19, 2012). License: Creative Commons
Attribution-Noncommercial-Share Alike.
********THANK to GOD*******
Langganan:
Postingan (Atom)